Dua pekerja rig minyak lepas pantai penuh lumpur sedang bekerja di tengah laut.
Tangguh, kotor, dan tak kenal lelah—inilah wajah sejati roughneck dan roustabout di rig minyak lepas pantai.

Roughneck dan Roustabout: Pekerja Rig Minyak Lepas Pantai yang Tahan Banting

0 0
Read Time:3 Minute, 49 Second

Pekerja Rig Minyak Lepas Pantai dan Realita Keras Dunia Pengeboran

AMBITIUSPEOPLECAREERS – Di balik nyala lampu kota dan mesin kendaraan, ada tetesan minyak yang berasal dari tengah lautan. Di sanalah para pekerja rig minyak lepas pantai—khususnya roughneck dan roustabout—menjalankan profesi yang nyaris tak pernah disorot, namun berperan penting dalam menopang kebutuhan energi dunia.

Rig pengeboran lepas pantai berdiri megah di atas gelombang. Ia bukan tempat biasa, melainkan sebuah pabrik raksasa terapung yang bekerja tanpa henti, siang dan malam, dalam segala cuaca. Di sana, roughneck dan roustabout bekerja dengan tangan penuh lumpur, pakaian basah oleh minyak, dan tubuh yang tak kenal lelah. Profesi mereka bukan sekadar bekerja, melainkan bertahan—melawan dinginnya angin laut, kerasnya mesin berat, dan tekanan waktu yang ketat.

Roustabout adalah titik awal. Ia bertugas memindahkan peralatan, menjaga kebersihan dek, dan membantu pekerjaan teknis. Dari sinilah jalan menuju roughneck dimulai, posisi yang berada tepat di lantai pengeboran. Roughneck bertugas menangani sambungan pipa, mengoperasikan peralatan pengebor, serta memastikan alur kerja berjalan tanpa hambatan. Dalam setiap langkah, ada risiko besar. Sedikit kelengahan bisa berarti luka serius, bahkan kehilangan nyawa.

Namun, justru dari kerasnya medan itulah lahir rasa solidaritas. Di rig, semua orang saling mengandalkan. Tidak ada ruang bagi kesombongan, karena satu kesalahan kecil bisa mengorbankan seluruh tim. Mereka hidup dalam sistem rotasi yang ketat: dua minggu di laut, dua minggu kembali ke darat—meski bagi sebagian besar, waktu di darat hanya digunakan untuk memulihkan tenaga, bukan benar-benar berlibur.

Risiko dan Keterampilan yang Dibutuhkan oleh Pekerja Rig Minyak Lepas Pantai

Setiap hari, para pekerja rig minyak lepas pantai menghadapi kenyataan yang tak main-main. Mesin raksasa berputar, pipa-pipa baja bergesekan, dan lumpur pengeboran mengalir deras. Dalam situasi seperti ini, ketangguhan fisik saja tidak cukup. Mereka harus memiliki ketepatan teknis, refleks cepat, serta pemahaman penuh akan prosedur keselamatan.

Keselamatan kerja di rig adalah harga mati. Setiap pekerja wajib mengikuti pelatihan dasar seperti Basic Offshore Safety Induction and Emergency Training (BOSIET). Prosedur evakuasi darurat, penggunaan alat pelindung diri, hingga simulasi kecelakaan laut menjadi bagian dari keseharian mereka. Tidak ada toleransi untuk lalai, karena medan kerja tidak mengenal belas kasihan.

Selain fisik, mental mereka pun diuji. Hidup berhari-hari di tengah laut, jauh dari keluarga, dengan tekanan kerja tinggi, bisa memicu stres. Maka, daya tahan mental, kemampuan bekerja dalam tim, dan disiplin menjadi modal utama. Di rig, kamu tidak hanya bekerja dengan tangan, tapi juga dengan hati yang kuat dan kepala yang dingin.

Gaji Pekerja Rig Minyak Lepas Pantai dan Peluang Karier yang Menanti

Tentu saja, kerasnya medan dan risiko tinggi sepadan dengan imbalan yang ditawarkan. Gaji pekerja rig minyak lepas pantai tergolong tinggi, bahkan di tingkat entry level sekalipun. Seorang roustabout di Indonesia dapat memperoleh penghasilan sekitar Rp8 juta hingga Rp15 juta per bulan, tergantung perusahaan dan lokasi pengeboran. Jika bekerja untuk perusahaan asing, jumlah ini bisa melonjak drastis—bahkan mencapai Rp25 juta hingga Rp40 juta per bulan, belum termasuk tunjangan.

Sementara itu, posisi roughneck—yang lebih teknis dan berat—mendapat bayaran lebih tinggi. Di Indonesia, kisaran gaji roughneck berkisar antara Rp15 juta hingga Rp30 juta per bulan. Di perusahaan migas internasional, pendapatan mereka bisa mencapai USD 3.000 hingga 5.000 per bulan. Belum lagi jika sudah naik ke posisi seperti derrickman, driller, atau toolpusher, angka tersebut bisa dua hingga tiga kali lipat.

Sistem kerja biasanya menggunakan pola rotasi 14/14 atau 28/28, artinya dua minggu di rig dan dua minggu istirahat, atau bahkan sebulan penuh di rig lalu libur sebulan penuh. Meski melelahkan, sistem ini memungkinkan mereka untuk tetap punya waktu pulang ke keluarga—walau sangat terbatas.

Karier mereka pun memiliki jenjang yang jelas. Dari roustabout, seseorang bisa naik menjadi roughneck, kemudian driller, dan akhirnya menjadi supervisor seperti toolpusher atau offshore installation manager. Dengan pengalaman, sertifikasi, dan ketekunan, jalan menuju posisi strategis terbuka lebar, bahkan ke tingkat global.

Mengapa Pekerja Rig Minyak Lepas Pantai Layak Dihormati?

Mereka bukan hanya buruh kasar. Mereka adalah pilar energi dunia yang bekerja dalam senyap. Saat banyak orang tertidur nyenyak di rumah, roughneck dan roustabout masih berjaga di dek rig, memastikan minyak tetap mengalir, memastikan industri tetap bergerak, dan memastikan listrik tetap menyala di kota.

Bekerja di tengah laut adalah bentuk pengorbanan. Mereka rela berjauhan dari anak, pasangan, dan keluarga demi sebuah profesi yang sering kali tidak dikenal, bahkan dilupakan. Padahal, tanpa mereka, industri migas tidak akan berjalan, dan pasokan energi global akan terganggu.

Roughneck dan roustabout pantas mendapat tempat di ruang penghormatan profesi. Mereka menunjukkan bahwa keberanian bukan hanya milik tentara atau pemadam kebakaran. Keberanian juga milik mereka yang setiap hari menghadapi bahaya di dek logam, di atas samudra luas, demi kebutuhan energi jutaan manusia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%