Perempuan melakukan bahasa isyarat dengan latar kuning dan teks judul.
Penerjemah bahasa isyarat — profesi yang menyambungkan dua dunia.

Penerjemah Bahasa Isyarat: Profesi Penghubung Dunia yang Sering Terlupakan

0 0
Read Time:4 Minute, 4 Second

Penerjemah Bahasa Isyarat dan Perannya dalam Dunia Inklusif

AMBITIOUSPEOPLECAREERS – Di tengah masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya aksesibilitas, peran penerjemah bahasa isyarat menjadi semakin vital. Profesi ini hadir bukan sekadar sebagai pengalih bahasa, tetapi sebagai jembatan yang menyatukan dua dunia—dunia pendengaran dan dunia sunyi. Dalam istilah profesional, mereka juga dikenal sebagai sign language interpreter atau ahli interpretasi bahasa isyarat.

Penerjemah bahasa isyarat bertugas menerjemahkan pesan dari bahasa lisan ke bahasa isyarat, dan sebaliknya. Mereka memungkinkan penyandang tunarungu atau tunawicara untuk mengakses berbagai informasi penting—baik di ruang kelas, layanan kesehatan, acara publik, maupun tayangan media. Tanpa mereka, komunikasi yang adil dan setara hanyalah harapan kosong. Kehadiran para penerjemah ini menjadi bukti bahwa bahasa tidak melulu soal suara, tetapi tentang makna dan koneksi antarmanusia.


Apa Saja yang Dilakukan Penerjemah Bahasa Isyarat?

Setiap harinya, penerjemah bahasa isyarat terlibat dalam banyak situasi penting. Misalnya, di sekolah inklusi, mereka menerjemahkan materi ajar agar siswa tunarungu dapat memahami pelajaran yang sama dengan teman-teman mereka. Sementara itu, di rumah sakit, mereka mendampingi pasien untuk memastikan diagnosis dan pengobatan tersampaikan dengan benar. Selain itu, mereka juga memainkan peran penting di ruang sidang dalam menjamin keadilan hukum bagi semua orang tanpa terkecuali

Tugas mereka tidak hanya menyalurkan kata demi kata, melainkan juga menangkap emosi, konteks, dan nuansa dari setiap percakapan. Mereka harus memiliki refleks yang tajam, ekspresi wajah yang kuat, dan kemampuan membaca situasi sosial dalam waktu singkat. Tempat kerja mereka sangat bervariasi, mulai dari instansi pemerintah, lembaga pendidikan, televisi nasional, perusahaan swasta, hingga organisasi nirlaba. Bahkan, banyak dari mereka bekerja secara independen sebagai penerjemah lepas yang siap diundang ke berbagai acara dan kegiatan resmi.

Namun, di balik itu semua, mereka menghadapi tantangan yang tidak ringan. Tekanan untuk menerjemahkan secara real time dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik. Selain itu, masih ada stigma dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang profesi ini, yang membuat penerjemah bahasa isyarat belum sepenuhnya dihargai sebagaimana mestinya.


Keterampilan dan Kepribadian yang Dibutuhkan

Untuk menjadi penerjemah bahasa isyarat, dibutuhkan lebih dari sekadar kemampuan bahasa. Mereka harus menguasai sistem bahasa isyarat dengan baik—baik itu BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) maupun SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). Penguasaan dua sistem ini menjadi modal dasar dalam menerjemahkan pesan dengan akurat sesuai konteks.

Selain kemampuan teknis, mereka juga harus memiliki konsentrasi tinggi, kemampuan mendengarkan secara aktif, serta ekspresi wajah dan tubuh yang kuat. Ini penting karena dalam bahasa isyarat, makna sering kali disampaikan melalui ekspresi non-verbal. Etika kerja pun menjadi bagian yang tidak bisa ditawar. Seorang penerjemah bahasa isyarat harus netral, tidak menambah atau mengurangi makna, serta menjaga kerahasiaan setiap pesan yang diterjemahkan.

Kepribadian yang cocok untuk profesi ini adalah mereka yang empatik, sabar, tekun, dan memiliki kepedulian sosial tinggi. Kecintaan terhadap dunia inklusi, serta semangat untuk memperjuangkan hak orang lain, menjadi fondasi penting yang menopang profesionalisme mereka.


Gaji dan Cara Menjadi Penerjemah Bahasa Isyarat Profesional

Banyak orang bertanya-tanya: apakah profesi ini bisa menjanjikan dari sisi finansial? Jawabannya, tergantung dari pengalaman, kredensial, dan tempat bekerja. Untuk pemula yang bekerja di institusi tetap seperti sekolah atau lembaga sosial, gaji rata-rata berkisar antara Rp3.000.000 hingga Rp5.000.000 per bulan. Namun, bagi penerjemah profesional yang bekerja secara lepas, terutama di acara besar, media nasional, atau lembaga internasional, honor bisa mencapai Rp500.000 hingga Rp1.500.000 per sesi, bahkan lebih.

Untuk meniti karier di bidang ini, seseorang harus belajar bahasa isyarat secara serius, baik melalui lembaga pelatihan, kursus profesional, maupun terlibat langsung di komunitas tunarungu. Sertifikasi dari organisasi atau asosiasi resmi menjadi nilai tambah yang penting. Setelah itu, pengalaman lapangan akan menjadi guru terbaik. Banyak penerjemah bahasa isyarat yang memulai kariernya sebagai relawan, sebelum akhirnya berkembang menjadi profesional yang dibutuhkan di berbagai sektor.

Jenjang karier juga cukup terbuka. Dari penerjemah biasa, seseorang bisa naik menjadi pelatih bahasa isyarat, penyusun modul pelatihan, hingga konsultan inklusi. Ada pula yang bertransformasi menjadi aktivis hak disabilitas, pembicara publik, atau pembuat kebijakan berbasis inklusi.


Profesi yang Layak Dihargai dan Memberi Dampak Besar

Dampak sosial dari profesi ini sangat besar. Mereka membuka jalan bagi penyandang tunarungu agar dapat mengakses pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan secara layak. Mereka membuat informasi publik menjadi inklusif dan membantu masyarakat memahami bahwa semua orang, dengan atau tanpa kemampuan mendengar, berhak untuk didengar.

Namun sayangnya, profesi ini masih sering diabaikan. Minimnya jumlah tenaga profesional, kurangnya apresiasi, serta belum optimalnya sistem pelatihan menjadikan profesi ini berjalan sunyi di tengah keramaian.

Padahal, penerjemah bahasa isyarat adalah wajah dari kesetaraan yang sesungguhnya. Mereka adalah suara bagi yang tak bersuara, tangan yang menyampaikan pesan-pesan penting, dan jembatan yang menghubungkan manusia dengan manusia. Profesi ini bukan sekadar keterampilan teknis, tapi juga komitmen terhadap keadilan dan keberpihakan pada mereka yang kerap terpinggirkan.

Menjadi penerjemah bahasa isyarat adalah menjadi agen perubahan dalam senyap. Mereka bekerja tanpa banyak sorotan, tapi hasil kerja mereka menyentuh hidup banyak orang. Karena itu, profesi ini layak diberi ruang, dihargai lebih tinggi, dan dijadikan bagian penting dari masyarakat yang ingin benar-benar inklusif.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%